Hidupku dirampas tikus-tikus Berdasi

Siang ini,tepat jam 13.00,Ditengah terik matahari yang menyengat kulit,aku berjalan ditengah keramaian kendaraan yang hilir mudik di jalan hos cokroaminoto yogyakarta,tiba-tiba pandanganku tertuju pada sepasang suami istri yang sedang berada didalam tong sampah terbuat dari semen yang dibentuk melingkar dan biasa dipasang didepan rumah warga,agar gerobak sampah bisa dengan mudah mengangkutnya. rasa penasaranku tak kuasa aku bendung sehingga langkahku aku belokkan sedikit dan mendekati sepasang suami istri itu,apakah gerangan yang ia lakukan didalam tong sampah itu berdua,begitu mesranya ditengah tong sampah yang pastinya banyak kuman didalamnya.

Astagfirullah dalam hatiku kaget begitu melihat sepasang suami istri ternyata sedang mengais sisa-sisa makanan dan memakannya berdua dengan lahap bak sedang memakan pizza,aku menengok kedalam makanan tersebut dan oh....makanan itu telah bercampur dengan tanah dan batu serta semut merah,dan saya yakin sekali kalo sisa makanan tersebut sudah basi.tidak ada sedikit pun rasa jijik terlihat dari raut mukanya,justru wajahnya terlihat berseri-seri melahap sisa-sisa makanan tersebut..hatiku terasa sakit melihat fenomena tersebut,serasa pengen menitikkan air mata, karena tidak tega lagi aku melihatnya memakan makanan sisa,aku hempaskan tangannya dari sisa makanan tersebut,dan kugenggamkan sedikit uang buat mengganti makanan sisa tersebut,jumlahnya memang tidak seberapa,tetapi lumayan buat makan selama 5 hari kedepan,dan aku pun bergegas meninggalkannya.

saya yakin kejadian tersebut hanyalah satu dari sekian banyak kejadian serupa yang selama ini pemerintah dan mungkin juga kita seolah menutup mata dan telinga.
benar-benar miris dan sangat berbanding terbalik dengan kondisi anggota dewan terhormat yang duduk di senayan yang notabene juga dipilih oleh rakyat.
Disatu pihak ada sebagian rakyat yang hidup serba kekurangan,bahkan untuk melanjutkan hidup harus memungut sisa-sisa makanan dari tong sampah sekadar untuk mengisi perut yang sudah 3 hari tidak diisi,badan kurus dan semakin kurus,baju satu compang-camping kering dibadan. tetapi dilain pihak yakni anggota dewan terhormat dengan ongkang-ongkang kaki dirumah,rapat paripurna untuk menyuarakan aspirasi rakyat malah membolos,gaji selalu full meski sering bolos, dimana hati nuranimu wahai anggota dewan yang terhormat??janji memberantas kemiskinan tetapi justru sebenarnya saudaralah yang yang menyebabkan kemiskinan itu semakin bertambah.

Ide gila saudara untuk membuat rumah aspirasi sungguh melukai hati rakyat,terutama rakyat yang masih berada dibawah garis kemiskinan,coba saja tengok dibawah kolong jembatan,ada berapa banyak rakyat yang tinggal disana karena tidak mempunyai rumah???kenapa dana tersebut tidak digunakan saja untuk membangun rumah susun yang diperuntukkan tuk para tuna wisma?mengapa cuma rumah aspirasi, sekalian aja buat juga salon aspirasi,karena saya yakin rambut saudara pastinya lepek karena seharian tiduran dirumah,atau mungkin Pijat aspirasi karena saya yakin badan saudara pasti pegel-pegel karena seharian duduk dikursi sambil tiduran waktu sedang sidang paripurna (itu pun kalo saudara datang),atau juga pedicure manicure aspirasi,karena saya yakin kuku-kuku kaki anda pasti rusak karena seharian pakai sepatu dan kuku-kuku tangan anda pasti kotor karena seharian mencet-mencet laptop sekedar buat update status facebook,atau juga kacamata aspirasi karena saya yakin mata anda pasti lelah karena seharian mata anda mantengin laptop sekedar nonton film porno...

Hai bung,harta dan kekuasaan itu tidak akan saudara bawa mati,yang saudara bawa hanyalah amal kebajikan dan selembar kain kafan,kenapa saudara tidak berlomba-lomba tuk berbuat kebajikan??