Setiap tahun, ribuan orang berkumpul untuk mengambil bagian, atau saksi aneh dari sebuah festival. Banyak dari festival ini adalah kuno tetapi ada pula yang lebih modern. Walaupun mereka semua sangat berbeda, mereka mempunyai satu hal yang lazim: mereka totally weird.Berikut ke 10 festival-festival teraneh yang tersebar dibeberapa negara...check this out.
1.Thaipusam
Thaipusam adalah festival Hindu (dirayakan oleh kebanyakan Tamils) yang diselenggarakan pada bulan Januari / Februari setiap tahun untuk merayakan kelahiran Murugan (putra allah Shiva dan parvati). Peserta mencukur kepala dan melakukan ziarah, pada akhir mereka yang sangat tajam menerobos skewers melalui lidah atau pipi.Tujuannya adalah untuk menimbulkan rasa sakit sebanyak mungkin - semakin kamu bertahan, semakin banyak "berkat" Anda terima dari para dewa. Festival ini sangat populer di India, tetapi merupakan perayaan yang berlangsung di Singapura dan Malaysia, di hari libur.
2.Kanamara Matsuri
Setiap tahun pada musim semi,festival Kanamara Matsuri (The Steel lingga) diadakan di Kawasaki, Jepang. Ini adalah festival kesuburan dan Shinto, seperti yang diharapkan, melibatkan cukup besar penis patung. Selama festival, orang dapat membeli candies, sayuran, dan hadiah dalam bentuk lingga. Festival sangat populer di kalangan pelacur yang menyangka bahwa dengan berpartisipasi akan membantu mencegah mereka mendapatkan penyakit seksual.
3.Goose Clubbing Festival
baru-baru ini, festival tahunan yang diadakan di Jerman dimana seekor angsa yang telah terikat pada kaki kemudian clubbed oleh laki-laki lokal sampai datang di atas kepala. Sebagai hasil dari keluhan dari para aktivis hak binatang, festival-goers hit yang sekarang angsa yang sebelumnya telah dibunuh. Acara yang sangat serupa terjadi di Spanyol (surprise surprise) setiap tahun di mana seorang laki-laki hang dari angsa hingga kepala datang off. Kembali angsa dibunuh sebelum acara yang tanggal kembali 350 tahun. diSpanyol pesta ini disebut Antzar Eguna.
4.Fiesta de Santa Marta de Ribarteme
Setiap tahun di Las Nieves, Spanyol, orang-orang yang menderita dekat kematian pengalaman di tahun sebelumnya berkumpul untuk menghadiri perayaan massal di Santo Marta de Ribarteme, yang Patron Saint dari kebangkitan. Tapi di sini adalah twist mereka tiba di Massa yang membawa peti mati, atau yang sedang dijalankan di dalam peti jenazah. Setelah Massa, maka semua coffins melanjutkan ke bagian atas bukit terdekat dengan patung yang saint. Meskipun somberness dari aktivitas, orang cahaya kembang api dan jalan-jalan mengisi shopkeepers menjual benda keagamaan.
5.El Colacho
Melompati bayi ini merupakan tradisi yang menjadi bagian dari El Colacho festival, yang telah telah dilakukan sejak 1620, meskipun demikian asal muasal kejadiannya tidak pasti. Peristiwa tahunan ini dihubungkan dengan hari perayaan Corpus Christi, suatu hari besar umat Kristen yang dilaksanakan pada hari Kamis antara bulan Mei dan akhir bulan Juni.
Festival ini diorganisir oleh Persaudaraan Santísimo Sacramento de Minerva, yang anggotanya mempunyai dua peran utama sehubungan dengan festival: mereka yang El Colacho dan el Atabalero. El Colacho, yang berperan sebagai setan dengan berpakaian merah, kuning terang dan mengenakan topeng, dan El Atabalero rombongan yang berpakaian hitam yang disertai seorang penabuh drum yang besar.
Kesenangan dan kegembiraan diwujudkan di kota Castrillo de Murcia tanpa memerlukan banteng ataupun minuman keras, seperti karnaval yang dikenal di Spanyol. Mereka hanya memerlukan beberapa kasur, sejumlah bayi, orang yang berdandan seperti setan. Masyarakat disana mempercayai bahwa bayinya yang diletakkan diatas kasur yang dibentang ditengah jalan akan dilompati oleh orang yang berdandan seperti setan tadi (Lucifer jumping) akan memberi hikmah bayinya terhindar dari pengaruh iblis
6.Hadaka Matsuri
Hadaka matsuri ini memang diadakan setiap tahun di jepang saat menjelang akhir musim dingin dibeberapa tempat di jepang.Dalam perayaan telanjang besar besaran laki laki bercawat ini boleh diikuti oleh laki laki dari anak anak sampai kakek kakek…bahkan gaijin (sebutan orang asing ) pun boleh ikut..Dalam festival ini hadaka -otoko (lelaki telanjang) saling terbagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok yang berjumlah sekitar 30 orang membawa sebuah bambu panjang..dan membuat kericuhan dengan teriakan teriakan di jalan sambil memegangi bambu panjang yang dibawa..menuju kuil untuk menyentuh Shin otoko(lelaki baru ) yang telah diseleksi secara ketat ..mereka percaya bila berhasil menyentuh shin otoko maka doa dan harapan mereka akan terkabul..jadi seorang shin otoko benar benar harus siap fisik dan mental karena akan diperebutkan oleh ribuan lelaki telanjang..Yang unik dari acara ini adalah karena lelaki lelaki ini telanjang di tengah hawa dingin yang masih sekitar 10 derajatan.
7.Goat Tossing Festival
Spanyol memang memiliki banyak festival aneh seperti goat tossing festival ini. Setiap tahun pada Minggu keempat di bulan Januari, orang orang lokal dari kota kecil bernama Manganeses de la Polvorosa berkumpul untuk goat tossing festival kehormatan di St Vincent de Paul, santo pelindung mereka. Festival ini telah berlangsung begitu lama dan tidak ada seorangpun yang tahu kapan dimulai.festival ini melibatkan seorang anak muda yang menemukan kambing di desa, kambing diikat, dan kemudian naik ke bagian atas menara tempat lonceng bergantung Gereja lokal. Dia kemudian menjatuhkan kambing dari ketinggian lebih dari 50 kaki di mana kambing itu (mudah-mudahan) tertangkap oleh penduduk desa yang memegang lembar terpal. Aparat desa telah melarang namun masih terus berlanjut. Berbagai lembaga memiliki hak hewan mengeluhkan tentang hal ini - meskipun pengaduan mereka juga telah diabaikan.
8.Bonfires Santo Yohanes
The Bonfires Santo Yohanes merupakan festival yang diselenggarakan di Spanyol pada 19- 24 Juni. festival aneh yang melibatkan pencahayaan dari bonfires (sering fueled oleh furnitur lama). Lokal yang berbagi coklat panas sambil menonton bonfires. But then it gets weird. Anak-anak di desa-desa kemudian berganti-ganti dalam berjalan melalui api. Seluruh minggu diisi dengan acara-acara termasuk kembang api dan menampilkan delapan puluh-enam perempuan dan delapan puluh enam-gadis muda yang dipilih adalah "keindahan" dari bonfires. Ini "keindahan" memimpin melalui festival sebagai Queens.
9.Cheese Rolling Festival
The Cheese Rolling Festival yang diadakan setiap bulan Mei di Cooper's Hill, Gloucestershire di Inggris. Festival ini melibatkan keju yang digelindingkan menuruni bukit yang sangat curam, ratusan orang yang mulai berjalan menuruni bukit (risiko nyawa dan anggota tubuh) untuk menangkap keju. Untuk anak-anak, ada lomba menanjak. Perempuan dan laki-laki secara terpisah dalam perlombaan utama acara ini.
10.La Tomatina
Rabu terakhir pada bulan Agustus setiap tahunnya di kota Buñol di Valencia daerah dari Spanyol, 9000 orang lokal dan 20.000-40.000 asing turun di kota untuk melemparkan tomat di dalam saling hormat dari Perawan Maria dan Santo Louis Bertrand. Tradisi ini sudah sejak sekitar tahun 1940-an, meskipun ia sebentar tertindas di bawah pemerintahan Franco. Festival dimulai dengan orang yang mencoba untuk skala yang greased tiang untuk menangkap yang matang ham. Setelah ham diambil dari bawah tiang, air canons adalah fired pada peserta dan lebih dari 100 ton tomat yang terdampar di jalan-jalan untuk membuang. Perempuan diharapkan untuk mengenakan pakaian putih dan laki-laki tidak memakai kaos. Siapapun yang tertangkap memakai baju pasti itu ripped off - termasuk perempuan dan terutama wisatawan yang cenderung menjadi sasaran utama masyarakat lokal.
Rabu, 18 Februari 2009
@Top 10 Festival Aneh Didunia
Label: Top 10 SemuaSelasa, 10 Februari 2009
@Berkenalan Dengan Demam Berdarah
Label: KesehatanBerkenalan dengan demam berdarah
Nama lengkapnya sebenarnya demam berdarah dengue atau disingkat DBD, tetapi biasanya disebut dengan DB saja. Kata terakhir, dengue, menunjukkan nama virus penyebabnya. Virus ini ditularkan oleh nyamuk yang dikenal dengan Aedes aegepty
Seperti telah dibicarakan pada tulisan tentang demam, DB adalah satu di antara dua penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yakni demam dengue yang disingkat DD atau DF dalam bahasa Inggris (dengue fever) dan demam berdarah dengue, yang disingkat dengan DBD atau dalam bahasa Inggris DHF (dengue hemorrhagic fever). Deman berdarah (DB) adalah penyakit yang berbahaya, sedangkan DD cenderung tidak berbahaya. Virusnya sama, tapi dapat menyebabkan dua macam penyakit yang mirip tapi beda, yang satu jinak sedangkan satunya ganas. Pada pembahasan berikutnya akan digunakan singkatan DB dan DD. Jadi, harap pembaca familiar dengan kedua singkatan itu dan maknanya.
Perbedaan DB dan DD
Perlu diketahui, bahwa meskipun perbedaan nama di antara dua penyakit yang disebabkan oleh virus dengue itu ada pada kata “berdarah” atau “hemorrhagic” namun perbedaan di antara keduanya bukan karena adanya perdarahan pada DB. Jadi, bukan berarti bahwa DB pasti berdarah-darah, sedangkan DD tidak. Memang ada kecenderungan, bahwa perdarahan lebih banyak terjadi pada DB daripada DD, namun perbedaan utamanya bukan pada ada tidaknya perdarahan. Jadi, bisa saja anak yang menderita DD tidak mengalami perdarahan, misalnya mimisan. Sebaliknya ada di antara anak yang menderita DB yang tidak mengalami perdarahan spontan.
Perbedaaan utama DB dari DD adalah adanya perembesan plasma keluar dari pembuluh darah. Plasma adalah komponen cairan darah. Komponen cairan darah ini kaya akan protein. Komponen darah lainnya adalah sel-sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih dan sel keeping darah atau trombosit. Berkurangnya jumlah trombosit biasanya lebih terkenal di kalangan masyarakat daripada perembesan plasma. Masyarakat biasanya sangat khawatir jika mengetahui jumlah trombosit seseorang menurun, karena memang kurangnya jumlah dan juga menurunnya kualitas atau fungsi trombositlah yang menyebabkan terjadinya perdarahan. Namun sebenarnya parameter atau ukuran yang lebih penting pada DB adalah adanya pengentalan darah (hemokonsentrasi) akibat perembesan atau keluarnya komponen cairan dari pembuluh darah. Hal itu tidak terjadi pada DD, sedangkan penurunan jumlah dan fungsi trombosit terjadi pada DB maupun DD.
Gejala dan tanda umum sakit dengue
Masalahnya adalah, perbedaan antara DB dan DD sangat sulit diketahui pada awal perjalanan penyakitnya. Mulanya sama, keduanya menunjukkan gejala umum infeksi dengue, hanya saja pada masa kritis pada DB terjadi perembesan plasma, sedangkan pada DD tidak terjadi. Yang dimaksud dengan gejala umum sakit dengue adalah demam tinggi 2-7 hari, nyeri otot dan nyeri di sekitar mata (anak sering minta dipijit), nyeri perut dan mungkin ada bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang dengan peregangan kulit. Pemeriksaan laboratorium pada anak yang menderita DD maupun DB akan dijumpai penurunan jumlah sel darah putih dan sel trombosit. Seperti telah disebutkan di depan, pengentalan darah (hemokonsentrasi) hanya terjadi pada anak yang menderita DB.
Mengapa perembesan plasma berbahaya?
Plasma adalah komponen cairan darah, jadi perembesan plasma akan menyebabkan darah menjadi mengental. Pengentalan darah ini akan mengganggu sirkulasi darah, karenanya terapi yang paling penting adalah pemberian cairan, baik dengan memperbanyak minum maupun jika diperlukan anak akan diberi cairan infus .
Plasma adalah komponen cairan darah yang kaya akan protein, sehingga keluarnya plasma dari pembuluh darah menyebabkan turunnya kadar protein darah. Apabila penurunan kadar protein darah cukup banyak, tekanan dalam pembuluh darah juga menurun. Menurunnya jumlah cairan dalam darah, kekentalan darah yang meningkat, disertai dengan menurunnya kadar protein dalam darah menyebabkan kekacauan dalam proses-proses normal dalam tubuh. Dapat terjadi penurunan tekanan darah, bahkan dapat terjadi syok. Apabila sudah dijumpai tanda syok, maka DB disebut sudah masuk ke derajad 3, sedangkan apabila syok telah memberat, disebut derajad 4. Derajad 3 dan 4 DB disebut juga dengan DSS (dengue shock syndrome), yaitu suatu kondisi yang sangat membahayakan jiwa anak.
Masa kritis
Seorang anak yang terinfeksi virus dengue biasanya menunjukkan gejala demam yang tinggi terus menerus 2-7 hari. Pada hari kelima demam seringkali menurun untuk kemudian meningkat kembali. Pasalnya, justru masa kritis anak yang menderita demam dengue atau demam berdarah dengue justru pada saat demam menurun. Juga menjadi persoalan, karena perubahan yang tidak terduga dapat terjadi pada masa kritis ini, terutama pada anak yang menderita DB.
Yang dimaksud dengan masa kritis bukan berarti anak dalam keadaan kritis, namun suatu episode waktu di dalam periode demam yang memerlukan pengawasan ketat baik keadaan fisik pasien maupun keadaan darahnya. Jadi selama masa kritis anak akan diperiksa secara berulang-ulang, baik keadaan umumnya, pengukuran tekanan darahnya, keadaan ujung-ujung jarinya (apakah teraba dingin atau tidak). Demikian pula keadaan darahnya dievaluasi dengan pemeriksaan berulang terhadap jumlah trombosit maupun kekentalan darahnya (hematokrit). Pemeriksaan ini diperlukan untuk memantau perubahan yang dapat terjadi secara cepat dalam tubuh penderita DB, sehingga dapat dilakukan antisipasi atau penanganan yang tepat.
Bagaimana dokter mendiagnosis infeksi dengue ?
Kemungkinan adanya infeksi dari keluhan demam tinggi kurang dari satu minggu. Demam yang tidak didahului atau disertai dengan gejala-gejala flu, diare, nyeri telinga atau diare merupakan awal kecurigaan infeksi dengue. Keluarga dapat mengenali gejala-gejala umum infeksi dengue seperti telah dijelaskan di depan.
Obat penurun demam dapat diberikan oleh keluarga kepada setiap anak dengan keluhan demam. Apabila pada hari ketiga demam masih tinggi anak seyogyanya diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan turniket atau RL. Pada pemeriksaan ini lengan anak akan mendapat bendungan dengan tensimeter pada tekanan tertentu selama lima menit untuk memprovokasi perdarahan kulit. Apabila setelah bendungan dibuka dijumpai bintik-bintik perdarahan kulit, maka kecurigaan adanya infeksi dengue cukup beralasan, walaupun masih ada kemungkinan infeksi lain.
Apabila seorang anak diduga menderita infeksi dengue, maka dokter akan meminta kesediaan keluarga untuk memeriksakan anak secara periodik. Pada hari keempat anak akan diperiksa kembali, baik keadaan fisiknya maupun parameter laboratoriumnya. Selanjutnya sangat mungkin anak akan dirawat inap, karena hari keempat sampai keenam adalah masa kritis untuk penyakit ini. Anak akan diawasi secara ketat, karena sampai pada tahap ini perbedaan DD dengan DB masih sulit dikenali, kecuali dengan pemeriksaan secara periodik.
Jumlah trombosit akan diawasi sambil dilihat ada tidaknya manifestasi perdarahan, seperti mimisan, perdarahan gusi, muntah darah, atau feses yang berwarna kehitaman. Kekentalan darah (hematokrit) juga dipantau karena justru parameter ini lebih penting dalam membedakan DB dari DD. Karenanya pasien dan keluarga akan dimohon pengertiannya, bahwa dengan terpaksa anak akan terganggu karena pemeriksaan fisik dan darah secara periodik. Pada masa kritis umumnya pemeriksaan darah akan dilakukan 3-4 kali sehari sesuai dengan keadaan anak. Apabila anak jatuh dalam derajad 3 maka pemeriksaan darah akan lebih sering dilakukan.
Apa yang dapat dilakukan keluarga?
Keluarga dapat membantu mengawasi munculnya gejala DB dan tanda bahayanya. Perembesan plasma sebagai ciri khas DB akan muncul sebagai asites, yakni penumpukan cairan plasma di rongga perut. Perut anak akan tampak membesar, anak merasakan perut terasa penuh, pada anak yang dapat mendeskripsikan keluhannya keadaan itu seringkali dikeluhkan sebagai perut terasa sebah. Perembesan plasma juga dapat muncul dengan gejala sesak napas yang terjadi pada hari keempat atau kelima Sesak napas ini terjadi karena adanya cairan plasma yang menumpuk di kantong atau selubung paru, yang disebut dengan efusi pleura. Akibat efusi tersebut, paru menjadi sulit mengembang, napas akan terasa sesak dan pendek-pendek tapi cepat. Gejala-gejala itu dapat diamati dengan mata telanjang. Lebih baik lagi, apabila keluarga melakukan penghitungan frekuensi napas per menit. Apabila frekuensi napas cenderung meningkat, kemungkinan adanya efusi sangat besar. Apabila ada gejala efusi atau asites seperti itu, berarti anak menderita DB dan bukan DD. Jika anak belum dirawat inap, maka keluarga perlu segera membawa anak ke rumah sakit dan bersiap untuk rawat inap.
Selanjutnya, keluarga dapat membantu mengawasi ada tidaknya tanda bahaya DB, seperti muntah darah, nyeri perut yang semakin berat, sesak napas yang memberat, anak gelisah atau ujung tangan dan kaki teraba dingin. Apabila salah satu tanda bahaya itu dijumpai, maka keluarga perlu segera berkoordinasi dengan petugas rumah sakit.
Bagaimana penanganan DB ?
Hal paling penting dalam penanganan DB adalah pengamatan ketat seperti telah dirembuk di bagian depan, sehingga anak memang harus dirawat inap. Sedangkan terapi yang paling penting adalah pengaturan cairan, dengan memperbanyak minum atau jika perlu dengan pemberian infus. Transfusi trombosit tidak sering dilakukan walaupun jumlah trombosit sangat merosot sekalipun, selama tidk terjadi perdarahan. Transfusi darah lengkap lebih jarang lagi. Selama perawatan anak tetap diharapkan banyak minum, walaupun sudah diberi infus.. Trombosit akan naik secara alamiah pada waktunya, jadi pemberian jus buah tidak berhubungan dengan hal itu, tetapi jus buah apapun baik untuk diminum karena akan menambah kesegaran anak Susu coklat sebaiknya tidak diminum agar tidak mengacaukan pengamatan warna feses.
Keluarga seyogyanya tenang, waspada tetapi tidak disertai panik, karena kepanikan justru dapat mengurangi kewaspadaan. Berdoa adalah tindakan bijaksana, dengan harapan tim dokter dapat membantu pasien secara optimal dan anak akan selamat dalam masa kritisnya untuk kemudian kembali sehat.
Semoga anak kita selalu sehat. Amien...
@Kejang Demam Pada Anak
Pabila Anak Kejang :
Panduan Orangtua
Kejang dengan demam atau tanpa demam ?
Seorang Ibu dengan cemas membawa anaknya yang berusia 3 ½ tahun yang mengalami kejang. Kejang terjadi di rumah, lebih kurang selama 2 menit. Sehari sebelumnya anak batuk dan pilek yang disertai demam ringan. Ibunya telah memberikan obat batuk pilek dan penurun demam. Ibu tersebut selalu cemas apabila melihat anaknya kejang. Kejang ini merupakan kejang yang ketiga setelah sebelumnya anaknya telah mengalami kejang pada usia 1 dan 2 tahun. Ketiga kejang yang terjadi pada anak tersebut selalu didahului oleh demam, walaupun tidak tinggi.
Kejang dapat terjadi pada anak dengan didahului demam atau tanpa demam. Kejang yang didahului oleh demam dapat bersifat jinak, yang dikenal sebagai kejang demam atau oleh sebagian masyarakat disebut step. Kejang demam adalah kejang yang didahului demam dan bukan disebabkan oleh infeksi otak atau infeksi selaput otak.
Selain kejang demam, dikenal juga kejang yang didahului demam yang disebabkan oleh infeksi otak atau selaput otak, yang dikenal dengan nama ensefalitis dan meningitis. Kedua penyakit ini tergolong penyakit berat, sering menyebabkan kematian dan menyebabkan timbulnya komplikasi pada pasien yang bertahan hidup.Mengingat hal tersebut, orang tua perlu memahami masalah kejang dengan demam.
Adapun kejang yang terjadi tanpa demam dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti epilepsi, gangguan keseimbangan garam elektrolit dalam darah atau karena gangguan metabolisme seperti kadar gula yang terlalu rendah, atau terlalu tinggi, atau karena keracunan. Informasi lengkap mengenai hal-hal yang terjadi atau dialami anak sebelum anak mengalami kejang akan sangat bermanfaat bagi dokter untuk mengarahkan diagnosisnya.
Kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks
Kejang demam sederhana merupakan bentuk kejang demam yang paling jinak. Dikatakan kejang demam sederhana jika kejang yang terjadi bersifat menyeluruh, berlangsung tak lebih dari 15 menit dan kejang hanya terjadi satu kali dalam 24 jam.
Apabila salah satu di antara tiga ciri kejang demam sederhana tidak terpenuhi, maka kejang demam disebut kejang demam kompleks. Misalnya kejang demam yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang yang terjadi hanya pada sebagian anggota tubuh atau kejang yang berulang dalam 24 jam.
Ciri kejang demam yang tidak ganas
Kejang demam sebenarnya pada umumnya merupakan penyakit yang tidak ganas,terutama kejang demam sederhana, namun biasanya selalu membuat cemas orang tua anak. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan, bahwa kejang demam oleh sebagian orang tua kerap dihubungkan dengan kematian. Kepanikan hampir selalu dirasakan oleh orang tua dari anak yang mengalami kejang demam.
Beberapa hal yang biasanya menunjukkan kecenderungan tidak ganas adalah jika jarak waktu antara kejang dengan mulainya demam relatif singkat, biasanya kurang dari 24 jam, usia anak di atas 18 bulan hingga sekitar lima tahun, anak pernah mengalami kejang demam sebelumnya dan adanya riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandungnya. Apabila salah satu hal ini dijumpai pada anak yang mengalami kejang demam, umumnya kejang demamnya bersifat tidak ganas, tidak berbahaya.
Hal yang meningkatkan kewaspadaan
Sebaliknya ada hal-hal yang menyebabkan dokter maupun orang tua pasien bersikap lebih waspada. Apabila ditemukan hal-hal berikut.harus dipertimbangkan, bahwa kejang dengan demam mungkin disebabkan oleh penyakit yang berat seperti infeksi atau radang otak dan atau radang selaput otak. .
apabila karakteristik pada anak yang kejang tidak memenuhi pengertian kejang demam sederhana, misalnya kejang yang berlangsung lama atau berulang dalam 24 jam
apabila kejang terjadi pada usia kurang dari 12 bulan, apalagi jika anak berusia kurang dari 6 bulan.apabila kejang terjadi beberapa hari setelah anak menderita demam, apalagi jika sebelum demam anak sudah tampak mengalami penurunan kesadaran apabila anak masih tertidur 2 jam setelah kejang (umumnya anak tertidur kurang dari 1 jam setelah kejang dan segera bangun dalam keadaan sadar penuh)
Apa yang harus dilakukan jika anak kejang ?
Sebaiknya orang tua tetap tenang walaupun tidak kehilangan kewaspadaan. Pakaian anak dilonggarkan, terutama di sekitar leher. Anak diposisikan telentang dengan kepala miring. Apabila ada muntahan dalam mulut, hendaknya segera dibersihkan, tetapi tidak perlu memasukkan apapun ke dalam mulut anak termasuk pengganjal mulut. Orang tua boleh memberikan obat pemadam kejang melalui dubur jika tersedia, selanjutnya segera membawa anak ke rumah sakit terdekat. Tidak perlu pilih-pilih rumah sakit, karena semua rumah sakit umumnya mampu memberikan penanganan awal kejang pada anak. Apabila diperlukan, rumah sakit akan merujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi atas pertimbangan dokter atau atas permintaan keluarga pasien.
Keputusan perawatan lanjut pasti akan dibicarakan bersama. Dokter yang baik akan mengajak orang tua untuk mendiskusikan hal tersebut. Cermati penjelasan dokter dan pemahaman sederhana yang telah dibicarakan di depan mudah-mudahan dapat membantu orang tua untuk berdiskusi dengan baik. Orang tua berhak untuk mengkonfirmasi setiap informasi yang diberikan oleh dokter.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kejang berulang ?
Kejang demam cenderung berulang. Beberapa faktor diketahui meningkatkan risiko berulangnya kejang demam, yakni:
1. umur muda saat serangan pertama kejang demam,
2. demam yang mendahului kejang tidak tinggi (suhu tubuh kurang dari 38,5 oC)
3. adanya riwayat keluarga dengan kejang demam atau epilepsi dan
4. jarak waktu yang pendek antara onset demam dengan serangan kejang
Semakin banyak faktor tersebut dijumpai pada anak maka kemungkinan anak mengalami serangan kejang berikutnya semakin besar, jika terdapat 3 atau lebih faktor tersebut, maka kemungkinan berulangnya kejang mendekati 100 persen.
Pemberian obat anti kejang dan penurun demam hanya menurunkan risiko kemungkinan berulangnya kejang, namun setidaknya mengurangi penderitaan anak akibat demamnya. Risiko berulangnya kejang tetap tinggi.
Dua macam terapi pencegahan
Dikenal dua macam terapi pencegahan, yakni terapi pencegahan intermitten dan terapi pencegahan rumatan. Terapi intermitten artinya obat pencegah kejang diberikan hanya jika anak demam dan diberikan hanya selama episode demam saja (jangka pendek). Adapun terapi rumatan adalah terapi pencegahan jangka panjang, obat diberikan pada anak baik ada demam maupun tidak.Terapi rumatan ini biasanya diberikan selama satu tahun.
Umumnya anak yang mengalami kejang demam hanya memerlukan terapi pencegahan jangka pendek, namun beberapa kasus memerlukan terapi rumatan/jangka panjang. Kejang demam yang memerlukan terapi jangka panjang adalah kejang demam yang mempunyai ciri sebagai berikut :
1.kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit
2.kejang yang terjadi pada anak yang sebelumnya telah mempunyai masalah saraf, misalnya hidrosefalus, retardasi mental, dan sebagainya
3.kejang yang terjadi pada hanya sebagian anggota tubuh
Selain tiga alasan tersebut, terapi rumatan juga akan dipertimbangkan untuk diberikan apabila memenuhi salah satu hal berikut :
4.kejang demam terjadi berulang dalam 24 jam
5.kejang demam terjadi pada usia di bawah 12 bulan atau
6.kejang demam yang terjadi 4 kali atau lebih dalam satu tahun
Diskusikan dengan dokter
Pengertian yang ada dalam tulisan ini adalah hal-hal yang bersifat umum dan diharapkan membantu orang tua memahami kejang demam. Namun demikian, mungkin saja ada hal-hal yang spesifik untuk setiap pasien. Karenanya berdiskusi dengan dokter merupakan cara terbaik yang perlu dilakukan. Perlu difahami pula, bahwa karena pengobatan rumatan dilakukan dalam jangka panjang, maka kemungkinan terjadinya efek samping adalah sangat mungkin. Orang tua sebaiknya mendiskusikan pilihan obat yang akan digunakan, kelebihan dan kekurangannya, termasuk kemungkinan timbulnya efek samping.
@Diare Pada Anak
Diare / Mencret :
Tidak Boleh Disepelekan Dokter Atau Orang Tua
Diare adalah salah satu penyebab kematian terbanyak
Seorang Ibu muda mengeluhkan pola buang air besar bayinya yang baru berusia 7 hari. Selama satu hari, katanya, putranya sudah 6 kali buang air besar dan fesesnya cenderung berair. Ibu muda itu sangat mencemaskan hal tersebut.
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak
Gambar 1. Diare salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak
Benarkah anak menderita diare ?
Diare berarti meningkatnya frekuensi buang air biasa melampaui kebiasaannya atau perubahan feses bayi menjadi cair atau lebih lunak daripada biasanya. Bayi yang berusia kurang dari satu bulan biasanya sering buang air besar. Frekuensi buang air besar sehari bisa mencapai 5-7 kali dan hal itu masih dikatakan normal pada bayi pada usia bulan pertamanya. Karena itu, apa yang dikeluhkan oleh Ibu muda tadi sebenarnya hal yang normal, bukan diare dan bukan hal yang harus dicemaskan. Namun, apabila bayi mengalami perubahan yang sangat menonjol dalam pola buang air besarnya, baik frekuensi maupun keenceran fesesnya, maka sangat mungkin memang bayi tersebut menderita diare dan tentu saja harus dikonsultasikan ke dokter anak. Diare pada bayi muda umumnya adalah pertanda adanya infeksi yang berbahaya.
Dengan bertambahnya umur, maka frekuensi buang air besar pada bayi akan semakin berkurang. Demikian pula kepadatan fesesnya akan meningkat (lebih padat). Pada anak yang lebih besar, feses akan berbentuk dan frekuensinya umumnya 1 sampai 3 kali sehari. Apabila frekuensi buang air besar meningkat atau feses anak menjadi lebih encer daripada biasanya maka anak disebut menderita diare.
Antara kewaspadaan dan kepanikan
Diare harus diwaspadai, karena ia adalah penyakit yang berbahaya, namun tentu saja kekhawatiran tidak sama dengan kepanikan. Agar tidak kehilangan kewaspadaan tetapi juga tidak jatuh pada kepanikan yang tak proporsional, orang tua perlu mengenal dengan baik apa pengertian diare dan juga tanda bahaya dari penyakit ini. Pada bagian selanjutnya tulisan ini akan dipaparkan beberapa ancaman bahaya yang perlu dikenal orang tua dengan baik.
Tanda Bahaya Umum
Tanda bahaya umum yang harus diwaspadai pada anak dengan diare adalah :
1.Tidak sadar : karena dehidrasi berat atau infeksi intrakranial (ensefalitis atau meningitis)
2.Kejang : karena gangguan keseimbangan elektrolit berat, misalnya hipernatremia atau infeksi intrakranial
3.Memuntahkan semuanya : dapat menyebabkan dehidrasi atau pemberatan dehidrasi
Gambar 2 : Menawarkan minuman (Sumber : ICATT)
Keterangan gambar 2: Anak yang mengalami penurunan kesadaran tidak merespons jika ditawari minum. Bandingkan dengan anak tak dehidrasi (minum wajar) dan anak dengan dehidrasi tak berat (minum lahap)
Gambar 3. Menuntahkan semuanya (Sumber ICATT)
Keterangan : Anak yang memuntahkan semua yang diberikan harus dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan rawat inap karena sangat berisiko untuk mengalami dehidrasi atau memperburuk derajad dehidrasinya.
Dehidrasi, ancaman bahaya yang paling umum
Anak yang mengalami diare berarti potensial kehilangan cairan tubuhnya dan elektrolit yang ikut terbawa bersama kehilangan cairan tersebut. Elektrolit adalah garam-garam yang sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas semua proses normal di dalam tubuh. Kekurangan atau kekurangan elektrolit tertentu akan mengganggu proses-proses normal dalam tubuh. Karenanya kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang cukup besar adalah hal yang berbahaya, yang disebut dengan dehidrasi.
Dalam banyak hal, ancaman bahaya yang paling penting pada anak diare adalah dehidrasi, karena dehidrasi dapat menimbulkan syok hipovolumik, gangguan metabolisme akibat darahnya menjadi terlalu asam (asidosis), gangguan lain akibat kekurangan garam kalium misalnya, atau bahkan dapat terjadi kejang jika anak mengalami kelebihan garam natrium.
Dehidrasi dapat terjadi pada anak yang mengalami diare jika selama diare anak tidak minum cukup banyak untuk menggantikan cairan yang keluar. Apalagi jika diare disertai dengan muntah, sehingga anak mengalami kesulitan minum atau takut untuk minum. Banyaknya cairan yang keluar harus diganti dengan asupan cairan yang banyak juga. Keseimbangan harus dijaga, karenanya pertolongan pertama pada setiap anak yang menderita diare adalah minum yang banyak. Jangan lupa pula, karena kehilangan cairan dalam diare selalu disertai dengan kehilangan elektrolit, maka anak juga perlu mendapat penggantian elektrolit yang hilang. Oralit dengan berbagai merek merupakan cairan rehidrasi atau pencegah dehidrasi yang terbaik dan telah tersedia di apotek maupun took obat. Cairan elektrolit juga tersedia dalam kemasan botol, namun jangan dikelirukan dengan minuman elektrolit yang diproduksi sebagai minuman olahraga. Anak yang belum mengalami dehidrasi boleh mengganti oralit dengan banyak minum, meningkatkan minum ASI atau memperbanyak kuah sop.
Apabila anak mengalami kesulitan minum oralit, pada keadaan tertentu akan dibantu dengan selang atau pipa nasogastrik (NGT), jadi oralit langsung dimasukkan ke dalam lambung. Usaha ini dimaksudkan untuk mengatasi dehidrasi tak berat (dehidrasi ringan – sedang) agar anak tidak jatuh kedalam dehidrasi berat. Apabila pemberian cairan rehidrasi melalui pipa nasogastrik tidak berhasil atau anak muntah terus, maka infus menjadi pilihan cara untuk melakukan rehidrasi.
Diare pada bayi muda selalu dianggap berbahaya
Diare pada bayi yang berusia 0-2 bulan selalu dianggap berbahaya, terutama jika terjadi pada empat minggu pertama kehidupan. Diare pada usia ini seringkali merupakan pertanda adanya infeksi yang berat. Kalaupun tidak, dehidrasi yang terjadi pada kelompok usia ini lebih berbahaya bila dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua. Karenanya, orang tua perlu mengenali pola buang air besar normal pada bayi dan juga selalu waspada apabila bayi muda menderita diare.
Diare dengan feses bercampur darah
Feses yang bercampur bercak darah merupakan tanda klinis adanya disenteri. Umumnya disebabkan oleh bakteri shigela, namun dapat juga disebabkan oleh amoeba. Disenteri memerlukan antibiotika atau anti amoeba, sedangkan diare lain umumnya tidak memerlukan pemberian obat-obat ini. Disenteri yang tidak mendapat antibiotika mungkin akan menjadi berkepanjangan. Apabila melampaui 2 minggu, diare ini akan disebut dengan diare persisten. Diare yang berkepanjangan akan menyebabkan masalah nutrisi pada anak, karena anak menjadi malas makan dan juga dapat menyebabkan penyerapan sari makanan kurang baik. Akibatnya, anak dapat menderita gizi kurang dan bukan tidak mungkin akan jatuh ke dalam gizi buruk.
Seorang anak yang mengalami gizi kurang atau atau gzi buruk cenderung untuk mengalami infeksi dan sebaliknya infeksi yang berulang pada seorang anak akan mengganggu nutrisinya. Inilah lingkaran setan antara masalah gizi dan infeksi pada anak. Lingkaran setan ini harus diputuskan dengan pengobatan diare secara tepat dan penanganan nuturisi yang memadai. Pengenalan diare yang disebabkan oleh infeksi dan penanganannya harus menjadi perhatian bersama dokter dan orang tua.
Adanya darah dalam feses anak seringkali kurang dikenali oleh orang tua, karena jumlah darah biasanya tidak cukup banyak, mungkin hanya bercak-bercak saja. Karenanya, apabila anak diare, orang tua perlu mencermati kemungkinan adanya darah dalam feses, selain frekuensi dan bentuk fesesnya. Darah tidak selalu dapat ditemukan pada feses anak yang mengalami disenteri, karenanya setiap buang air besar, feses perlu diamati warnanya.
Diare dengan demam tinggi
Demam tinggi juga dapat menjadi pertanda adanya diare karena infeksi bakterial yang memerlukan antibiotika. Demam yang tidak tinggi dan tidak adanya darah dalam feses biasanya menunjukkan, bahwa diare tidak disebabkan oleh bakteri dan tidak memerlukan antibiotika. Namun demikian, seperti dijelaskan di depan, masih ada ancaman bahaya lain pada setiap anak diare, yakni dehidrasi. Jadi pencegahan dehidrasi atau mengatasi dehidrasi harus menjadi perhatian pada setiap anak dengan keluhan diare.
Bagaimana Dokter Menentukan Derajad Dehidrasi ?
Ada beberapa cara menentukanderajad dehidrasi, di antaranya adalah :
1. Memerhitungkan kehilangan berat badan. Cara ini sulit dilakukan, karena berat badan anak sebelum sakit belum tentu diketahui
2. Skor Maurice King
3. Menurut MTBS dan WHO
Menurut MTBS dan WHO, 4 tanda dehidrasi yang perlu diperiksa adalah : keadaan umum (letargi, tidak merespons minuman, gelisah atau baik) ; rasa haus (tak merespons minuman, lahap atau biasa), elastisitas kulit (cubitan kulit perut kembali sangat lambat, lambat atau normal) dan mata cekung (ada atau tidak). Dengan panduan MTBS dan dengan kerja sama dengan keluarga pasien, dokter atau paramedis dapat menentukan derajad dehidrasi anak.. Gambar 4 dan 5 menngambarkan bagaimana pemeriksaan elastisitas kulit dan mata cekung.
Gambar 4. Pemeriksaan elastisitas kulit
Gambar 5. Mata Cekung
Pengobatan diare yang benar
Pencegahan dehidrasi atau mengatasi dehidrasi yangt sudah terjadi adalah pengobatan yang terbaik untuk anak yang menderita diare. Anak perlu minum lebih banyak daripada biasanya. Pemberian ASI harus dilanjutkan. Oralit atau cairan elektrolit lain diberikan sesuai dengan status dehidrasi anak. Eloknya, ternyata secara fisiologis pemberian oralit juga akan membantu mempercepat berhentinya diare. Pemberian makanan juga dilanjutkan. Antibiotika hanya diberikan jika diare disebabkan oleh bakteri seperti telah dibicarakan di depan. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat justru dapat memacu atau memperberat diare. Penelitian mengenai hal ini banyak dilakukan para ahli. Bila berminat, silakan membaca artikel yang bertopik "diare akibat penggunaan antibiotika" atau menggunakan kata kunci "antibiotic-associated diarrhea" jika akan menelusuri artikel ilmiah yang tersebar di berbagai sumber di dunia internet.
Perlukah obat anti diare diberikan?
Diare pada anak tidak memerlukan obat-obat anti diare. Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa obat anti diare tidak bermanfaat untuk diare pada anak, bahkan justru dapat menyebabkan munculnya ancaman bahaya baru pada anak. Bahaya yang dapat terjadi akibat pemberian obat anti diare adalah usus yang berhenti bekerja atau mengalami intususepsi, yakni adanya bagian usus yang masuk dan terjepit bagian usus di bawahnya. Intususepsi pada beberapa kasus dapat membaik secara spontan, atau membaik dengan pemeriksaan radiologi yang sekaligus menjadi terapi. Sayangnya, pada sebagian kasus yang lain, intususepsi hanya dapat diterapi dengan operasi. Karenanya, pemberian antidiare saat ini tidak direkomendasikan, baik obat antidiare yang dimaksudkan untuk segera menghentikan diare dengan cara mengurangi gerakan usus atau dengan meningkatkan penyerapan cairan usus.
Obat-obat baru untuk diare
Zink merupakan obat yang relatif baru dalam pengobatan diare. Berbagai penelitian menunjukkan, bahwa pemberian zink bermanfaat dalam pengobatan diare karena membantu mempercepat berhentinya diare secara tidak langsung melalui perbaikan kondisi usus. Zink juga perlu diberikan pada anak diare karena selama diare anak juga kehilangan zink bersama dengan hilangnya cairan dan elektrolit akibat keluarnya feses yang berlebihan, padahal telah diketahui sebelumnya, bahwa zink sangat bermanfaat untuk sistem imunitas tubuh dan sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Jadi suplementasi zink sekarang harus diberikan pada anak yang mengalami diare, baik diare karena virus maupun diare bakterial, baik diarenya akut maupun kronik. Berita baiknya, sediaan zink tidak termasuk obat mahal. Zink tersedia dalam sediaan tablet yang mudah hancur jika d imasukkan ke dalam satu sendok air. Umumnya anak berusia satu tahun ke atas akan mendapat zink 20 mg setiap hari selama 10 hari untuk memperbaiki diarenya, mencegah berulangnya diare dalam tiga bulan ke depan dan memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.Pemberian zink telah direkomendasikan Departemen Kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan organisasi kesehatan sedunia (WHO).
Probiotik juga merupakan konsep pengobatan yang relatif baru. Sayangnya obat ini tergolong mahal, sehingga walaupun sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat pemberian probiotik, obat ini belum masuk dalam rekomendasi resmi WHO. Probiotik dapat diberikan pada anak yang menderita diare bersama-sama dengan pemberian zink dan cairan elektrolit. Anak yang menderita diare yang berhubungan dengan penggunaan antibiotika yang tidak tepat sangat baik jika mrendapat tambahan terapi dengan probiotik ini. Dalam hal ini probiotik yang dimaksud adalah probiotik yang dikemas dengan cara khusus dengan dosis atau kandungan kuman dalam jumlah tertentu, jadi bukan dalam bentuk minuman sehat atau susu.
Pencegahan Diare
Tujuh upaya yang telah terbukti efektif mencegah diare adalah :
1. Pemberian ASI
2. Memperbaiki makanan sapihan
3. Menggunakan air bersih yang cukup banyak
4. Kebiasaan mencuci tangan
5. Menggunakan jamban keluarga
6. Cara membuang tinja yang baik dan benar (termasuk tinja bayi)
7. Imunisasi campak (1-7% diare berhubungan dengan campak, diare yang terjadi pada anak dengan campak lebih sulit diobati dan cenderung lebih lama dan lebih berat)
Beberapa Mitos dan Praktek Masyarakat yang Perlu Dikoreksi
1. Diare adalah tanda bayi atau anak akan mendapatkan peningkatan kepandaian
Diare adalah gejala adanya infeksi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.
Faktor penyebabnya harus ditentukan, agar dapat ditentukan tindakan yang
bijaksana.
2. Diare adalah penyakit umum, jadi tidak berbahaya
Diare dengan dehidrasi berat mengancam jiwa anak dan menjadi salah satu
penyebab kematian bayi/anak
3. Pemberian antibiotika pada setiap anak diare
Kebanyakan diare tidak disebabkan oleh bakteri, sehingga pemberian antibiotika
tidak selalu merupakan tindakan yang bijaksana. Kerap kali orang tua menunjukkan
ketidakpuasannya jika dokter tidak memberikan antibiotika. Antibiotika bahkanjika
dapat memperlama kesembuhan diare.
4. Pemberian obat anti diare pada anak
Obat anti diare yang dimaksudkan untuk segera menghentikan diare tidak
direkomendasikan karena sebagian terbukti tidak bermanfaat dan sebagian yanglain
justru membahayakan.
5. Penghentian pemberian susu atau makanan pada anak diare
Penghentian makanan atau susu hanya dilakukan pada anak dengan dehidrasi berat
selama resusitasi cairan dan makanan segera diberikan secara bertahap setelah
anak terehidrasi. Bila tidak ada dehidrasi berat, makanan harus tetap diberikan, kecuali jika diare berhubungan dengan penggantian susu atau pemberian makanan tertentu.