Welcome to my blog...blog ini dibuat sekedar untuk mengisi waktu dan Menyalurkan hobby saya yang suka berlama-lama depan komputer.

Selasa, 10 Februari 2009

@Berkenalan Dengan Demam Berdarah

. Selasa, 10 Februari 2009

Berkenalan dengan demam berdarah

Nama lengkapnya sebenarnya demam berdarah dengue atau disingkat DBD, tetapi biasanya disebut dengan DB saja. Kata terakhir, dengue, menunjukkan nama virus penyebabnya. Virus ini ditularkan oleh nyamuk yang dikenal dengan Aedes aegepty

Seperti telah dibicarakan pada tulisan tentang demam, DB adalah satu di antara dua penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yakni demam dengue yang disingkat DD atau DF dalam bahasa Inggris (dengue fever) dan demam berdarah dengue, yang disingkat dengan DBD atau dalam bahasa Inggris DHF (dengue hemorrhagic fever). Deman berdarah (DB) adalah penyakit yang berbahaya, sedangkan DD cenderung tidak berbahaya. Virusnya sama, tapi dapat menyebabkan dua macam penyakit yang mirip tapi beda, yang satu jinak sedangkan satunya ganas. Pada pembahasan berikutnya akan digunakan singkatan DB dan DD. Jadi, harap pembaca familiar dengan kedua singkatan itu dan maknanya.

Perbedaan DB dan DD

Perlu diketahui, bahwa meskipun perbedaan nama di antara dua penyakit yang disebabkan oleh virus dengue itu ada pada kata “berdarah” atau “hemorrhagic” namun perbedaan di antara keduanya bukan karena adanya perdarahan pada DB. Jadi, bukan berarti bahwa DB pasti berdarah-darah, sedangkan DD tidak. Memang ada kecenderungan, bahwa perdarahan lebih banyak terjadi pada DB daripada DD, namun perbedaan utamanya bukan pada ada tidaknya perdarahan. Jadi, bisa saja anak yang menderita DD tidak mengalami perdarahan, misalnya mimisan. Sebaliknya ada di antara anak yang menderita DB yang tidak mengalami perdarahan spontan.

Perbedaaan utama DB dari DD adalah adanya perembesan plasma keluar dari pembuluh darah. Plasma adalah komponen cairan darah. Komponen cairan darah ini kaya akan protein. Komponen darah lainnya adalah sel-sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih dan sel keeping darah atau trombosit. Berkurangnya jumlah trombosit biasanya lebih terkenal di kalangan masyarakat daripada perembesan plasma. Masyarakat biasanya sangat khawatir jika mengetahui jumlah trombosit seseorang menurun, karena memang kurangnya jumlah dan juga menurunnya kualitas atau fungsi trombositlah yang menyebabkan terjadinya perdarahan. Namun sebenarnya parameter atau ukuran yang lebih penting pada DB adalah adanya pengentalan darah (hemokonsentrasi) akibat perembesan atau keluarnya komponen cairan dari pembuluh darah. Hal itu tidak terjadi pada DD, sedangkan penurunan jumlah dan fungsi trombosit terjadi pada DB maupun DD.

Gejala dan tanda umum sakit dengue

Masalahnya adalah, perbedaan antara DB dan DD sangat sulit diketahui pada awal perjalanan penyakitnya. Mulanya sama, keduanya menunjukkan gejala umum infeksi dengue, hanya saja pada masa kritis pada DB terjadi perembesan plasma, sedangkan pada DD tidak terjadi. Yang dimaksud dengan gejala umum sakit dengue adalah demam tinggi 2-7 hari, nyeri otot dan nyeri di sekitar mata (anak sering minta dipijit), nyeri perut dan mungkin ada bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang dengan peregangan kulit. Pemeriksaan laboratorium pada anak yang menderita DD maupun DB akan dijumpai penurunan jumlah sel darah putih dan sel trombosit. Seperti telah disebutkan di depan, pengentalan darah (hemokonsentrasi) hanya terjadi pada anak yang menderita DB.

Mengapa perembesan plasma berbahaya?

Plasma adalah komponen cairan darah, jadi perembesan plasma akan menyebabkan darah menjadi mengental. Pengentalan darah ini akan mengganggu sirkulasi darah, karenanya terapi yang paling penting adalah pemberian cairan, baik dengan memperbanyak minum maupun jika diperlukan anak akan diberi cairan infus .

Plasma adalah komponen cairan darah yang kaya akan protein, sehingga keluarnya plasma dari pembuluh darah menyebabkan turunnya kadar protein darah. Apabila penurunan kadar protein darah cukup banyak, tekanan dalam pembuluh darah juga menurun. Menurunnya jumlah cairan dalam darah, kekentalan darah yang meningkat, disertai dengan menurunnya kadar protein dalam darah menyebabkan kekacauan dalam proses-proses normal dalam tubuh. Dapat terjadi penurunan tekanan darah, bahkan dapat terjadi syok. Apabila sudah dijumpai tanda syok, maka DB disebut sudah masuk ke derajad 3, sedangkan apabila syok telah memberat, disebut derajad 4. Derajad 3 dan 4 DB disebut juga dengan DSS (dengue shock syndrome), yaitu suatu kondisi yang sangat membahayakan jiwa anak.

Masa kritis

Seorang anak yang terinfeksi virus dengue biasanya menunjukkan gejala demam yang tinggi terus menerus 2-7 hari. Pada hari kelima demam seringkali menurun untuk kemudian meningkat kembali. Pasalnya, justru masa kritis anak yang menderita demam dengue atau demam berdarah dengue justru pada saat demam menurun. Juga menjadi persoalan, karena perubahan yang tidak terduga dapat terjadi pada masa kritis ini, terutama pada anak yang menderita DB.

Yang dimaksud dengan masa kritis bukan berarti anak dalam keadaan kritis, namun suatu episode waktu di dalam periode demam yang memerlukan pengawasan ketat baik keadaan fisik pasien maupun keadaan darahnya. Jadi selama masa kritis anak akan diperiksa secara berulang-ulang, baik keadaan umumnya, pengukuran tekanan darahnya, keadaan ujung-ujung jarinya (apakah teraba dingin atau tidak). Demikian pula keadaan darahnya dievaluasi dengan pemeriksaan berulang terhadap jumlah trombosit maupun kekentalan darahnya (hematokrit). Pemeriksaan ini diperlukan untuk memantau perubahan yang dapat terjadi secara cepat dalam tubuh penderita DB, sehingga dapat dilakukan antisipasi atau penanganan yang tepat.

Bagaimana dokter mendiagnosis infeksi dengue ?

Kemungkinan adanya infeksi dari keluhan demam tinggi kurang dari satu minggu. Demam yang tidak didahului atau disertai dengan gejala-gejala flu, diare, nyeri telinga atau diare merupakan awal kecurigaan infeksi dengue. Keluarga dapat mengenali gejala-gejala umum infeksi dengue seperti telah dijelaskan di depan.

Obat penurun demam dapat diberikan oleh keluarga kepada setiap anak dengan keluhan demam. Apabila pada hari ketiga demam masih tinggi anak seyogyanya diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan turniket atau RL. Pada pemeriksaan ini lengan anak akan mendapat bendungan dengan tensimeter pada tekanan tertentu selama lima menit untuk memprovokasi perdarahan kulit. Apabila setelah bendungan dibuka dijumpai bintik-bintik perdarahan kulit, maka kecurigaan adanya infeksi dengue cukup beralasan, walaupun masih ada kemungkinan infeksi lain.

Apabila seorang anak diduga menderita infeksi dengue, maka dokter akan meminta kesediaan keluarga untuk memeriksakan anak secara periodik. Pada hari keempat anak akan diperiksa kembali, baik keadaan fisiknya maupun parameter laboratoriumnya. Selanjutnya sangat mungkin anak akan dirawat inap, karena hari keempat sampai keenam adalah masa kritis untuk penyakit ini. Anak akan diawasi secara ketat, karena sampai pada tahap ini perbedaan DD dengan DB masih sulit dikenali, kecuali dengan pemeriksaan secara periodik.

Jumlah trombosit akan diawasi sambil dilihat ada tidaknya manifestasi perdarahan, seperti mimisan, perdarahan gusi, muntah darah, atau feses yang berwarna kehitaman. Kekentalan darah (hematokrit) juga dipantau karena justru parameter ini lebih penting dalam membedakan DB dari DD. Karenanya pasien dan keluarga akan dimohon pengertiannya, bahwa dengan terpaksa anak akan terganggu karena pemeriksaan fisik dan darah secara periodik. Pada masa kritis umumnya pemeriksaan darah akan dilakukan 3-4 kali sehari sesuai dengan keadaan anak. Apabila anak jatuh dalam derajad 3 maka pemeriksaan darah akan lebih sering dilakukan.

Apa yang dapat dilakukan keluarga?

Keluarga dapat membantu mengawasi munculnya gejala DB dan tanda bahayanya. Perembesan plasma sebagai ciri khas DB akan muncul sebagai asites, yakni penumpukan cairan plasma di rongga perut. Perut anak akan tampak membesar, anak merasakan perut terasa penuh, pada anak yang dapat mendeskripsikan keluhannya keadaan itu seringkali dikeluhkan sebagai perut terasa sebah. Perembesan plasma juga dapat muncul dengan gejala sesak napas yang terjadi pada hari keempat atau kelima Sesak napas ini terjadi karena adanya cairan plasma yang menumpuk di kantong atau selubung paru, yang disebut dengan efusi pleura. Akibat efusi tersebut, paru menjadi sulit mengembang, napas akan terasa sesak dan pendek-pendek tapi cepat. Gejala-gejala itu dapat diamati dengan mata telanjang. Lebih baik lagi, apabila keluarga melakukan penghitungan frekuensi napas per menit. Apabila frekuensi napas cenderung meningkat, kemungkinan adanya efusi sangat besar. Apabila ada gejala efusi atau asites seperti itu, berarti anak menderita DB dan bukan DD. Jika anak belum dirawat inap, maka keluarga perlu segera membawa anak ke rumah sakit dan bersiap untuk rawat inap.

Selanjutnya, keluarga dapat membantu mengawasi ada tidaknya tanda bahaya DB, seperti muntah darah, nyeri perut yang semakin berat, sesak napas yang memberat, anak gelisah atau ujung tangan dan kaki teraba dingin. Apabila salah satu tanda bahaya itu dijumpai, maka keluarga perlu segera berkoordinasi dengan petugas rumah sakit.

Bagaimana penanganan DB ?

Hal paling penting dalam penanganan DB adalah pengamatan ketat seperti telah dirembuk di bagian depan, sehingga anak memang harus dirawat inap. Sedangkan terapi yang paling penting adalah pengaturan cairan, dengan memperbanyak minum atau jika perlu dengan pemberian infus. Transfusi trombosit tidak sering dilakukan walaupun jumlah trombosit sangat merosot sekalipun, selama tidk terjadi perdarahan. Transfusi darah lengkap lebih jarang lagi. Selama perawatan anak tetap diharapkan banyak minum, walaupun sudah diberi infus.. Trombosit akan naik secara alamiah pada waktunya, jadi pemberian jus buah tidak berhubungan dengan hal itu, tetapi jus buah apapun baik untuk diminum karena akan menambah kesegaran anak Susu coklat sebaiknya tidak diminum agar tidak mengacaukan pengamatan warna feses.

Keluarga seyogyanya tenang, waspada tetapi tidak disertai panik, karena kepanikan justru dapat mengurangi kewaspadaan. Berdoa adalah tindakan bijaksana, dengan harapan tim dokter dapat membantu pasien secara optimal dan anak akan selamat dalam masa kritisnya untuk kemudian kembali sehat.

Semoga anak kita selalu sehat. Amien...

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

bagi semua yang sudah membaca,harap memberi komentar apa adanya,demi menambah motivasi agar bisa menampilkan artikel yang lebih bermanfaat lagi...

 
Nama_Blog_Anda is proudly powered by Blogger.com | @CopyRight 2008